Friday 3 June 2016

Potensi Ekowisata Bahari Kabupaten Langkat





Ekowisata bahari adalah salah satu layanan ekologi kawasan pesisir laut yang dicirikan dengan adanya nilai eksotis tertentu dari ekosistem setempat. Nilai eksotis tersebut bisa berupa keindahan pantainya, keunikannya (flora, fauna, bentang alam dan sosial budaya), kelangkaannya (terdapat flora, fauan dan kultur budaya yang masih ada dan terjaga dengan baik) dan aksesibilitasnya (dapat dijangkau).
Kabupaten Langkat yang memiliki panajang garis pantai 110,393 km dengan 67 desa/kelurahan pesisir serta 23 pulau-pulau kecil, seharusnya memiliki spot-spot ekowisata bahari, tetapi sampai saat ini eksplorasi potensi tersebut sepertinya masih berjalan di tempat. Adapun beberapa potensi ekowisata bahari di kawasan pesisir laut Kabupaten Langkat adalah 1) gugusan pantai berpasir di Pulau Kampai Kecamatan Pangkalan Susu. Patai dengan pasir yang membentang sepanjang kurang labih 2 kilometer tersebut sebanarnya sudah masuk dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Langkat sebagai salah satu kawasan ekowisata bahari yang akan dikembangkan ke depan, tetapi sampai saat ini masih mangkrak alias belum terealisasi dengan baik. Selain itu, Pulau Kampai sebagai penghasil belacan/terasi khas Kabupaten Langkat beserta beberapa olahan ikan lainnya menjadi salah satu faktor pendukung kawasan ini menjadi salah satu spot ekowisata bahari di Kabupaten Langkat 2) sungai dan laut di kawasan Desa Kwala Gebang dan Kwala Serapuh baik Kwala Serapuh Cina maupun Kwala Serapuh Kampung. Potensi ekowisata bahari tersebut adalah kawasan pemancingan bagi wisatawan domestik. Hampir setiap akhir pekan kawasan ini didatangi oleh wisatawan lokal melakukan rekreasi bersama kerabat sembari memancing, 3) sungai dan laut di Kecamatan Secanggang yang meliputi alur sungai dari Desa Pematang Buluh sampai ke Desa Jaring Halus. Potensi ekowisata bahari yang terdapat di kawasan tersebut tidak berbeda jauh dengan poin 2 di atas. Ditambah lagi sekarang Desa Jaring Halus sudah menjadi salah satu Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) yang ditetapkan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup pada tahun 2014 yang lalu. Desa Jaring Halus juga merupakan salah satu desa yang berbatasan langsung dengan Kawasan Swaka Marga Satwa Karang Gading Timur Laut sehingga sembari berlibur dan memancing para wisatawan juga dapat menikmati keindahan dan kekhasan hutan mangrove yang dilindungi negara tersebut. Selain itu, di Desa Jaring Halus saat ini sedang berjalan proyek pengembangan kawasan ekowisata hutan mangrove, khusunya hutan mangrove desa, yang disponsori oleh beberapa LSM dan USID melalui Yayasan Gajah Sumatera (Yagasu). Pada tahun 2016 ini, Desa Jaring Halus juga sudah didelegasikan sebagai salah satu desa yang masih mempertahankan tradisi adat seperti jamu laut dan kearifan lokal lainnya, 5) salah satu kawasan yang dalam tahap pengembangan saat ini adalah kawasan ekowisata hutan mangrove di Desa Lubuk Kertang Kecamatan Pangkalan Susu. Project ini juga merupakan kerjasama antara Kementerian Kehutan dan Lingkungan Hidup dan Yayasan Gajah Sumatera (Yagasu) melalui dana USID. Semua spot ekowisata bahari tersebut memiliki aksesibilitas yang mudah dijangkau, baik dengan menggunakan jalan darat sampai muara sungai dan kapal yang digunakan menuju lokasi juga sangat terjangkau.
Demikianlah kiranya beberapa spot potensi ekowisata bahari di kawasan pesisir Kabupaten Langkat. Semua spot-spot tersebut memang belum dikenal baik oleh masyarakat, karena masih dalam proses pengembangan. Harpan kita bersama, semoga semuanya lancara dalam prosesnya, sehingga dapat dinikmati oleh semua masyarat, khususnya masyarakat sekitar. Jayalah laut Indonesia dengan layanan ekologinya.

No comments:

Post a Comment