Thursday 9 June 2016

Pelunya Mendidikan Anak Nelayan Skala Kecil Sejak Dini



Seperti kita ketahui bersama, kemiskinan pada masyarakat pesisir merupakan permasalahan yang sudah menjadi fenomena umum di kalangan masyarakat. Dimana salah satu penyebabnya adalah karena rendahnya pengetahuan dan pemahaman mereka tentang pengelolaan sumber daya alam yang ada disekitar mereka. Pengetahuan dan pemahaman erat kaitannya dengan tingkat pendidikan seseorang. Oleh karena itu memberikan pendidikan bagi anak-anak nelayan khusunya nelayan skala kecil (tradisional) sejak dini menjadi salah satu langkah yang dianggap bijaksana (wise).
Terpuruknya sumber daya pesisir dan lautan yang berimbas kepada menurunnya pendapatan serta kesejahteraan nelayan sebenarnya tidak terlepas dari banyak faktor. Baik itu faktor sumber daya manusia, faktor ekonomi, faktor sosial, teknologi dan hukum serta kelembagaan yang belum berpihak ke kawasan pesisir dan lautan. Menumbuhkan kesadaran bersama dianggap paling efektif untuk mengatasi beberapa faktor penyebab kemiskinan di kawasan pesisir tersebut. Kesadaran akan timbul jika sudah tahu. Seperti pepatah bilang ‘tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta’. Oleh karena itu, dengan memperkenalkan karakteristik wilayah pesisir dan laut serta sistem ekologi yang terkandung di dalamnya kepada anak-anak nelayan sejak dini diyakini akan memberikan dampak fositif  jangka panjang.
Beberapa alasan mengapa anak-anak di kawasan pesisir tidak bersekolah adalah 1) orang tua mereka juga tidak bersekolah, sehingga tidak ada anjuran kepada anak-anak mereka juga untuk menuntut pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, 2) ketidak berdayaan para orang tua dalam hal keuangan sehingga anak-anak umumnya putus sekolah, 3) kemauan dari anak itu sendiri rendah, 4) bekerja membantu orang tua atau bekerja sendiri mencari ikan, udang dan kepiting disekitar rumah atau kampung saja sudah dapat menghasilkan uang Rp.50.000 – Rp.100.000 per hari, 5) suka membandingkan, sebagai contoh sorang sarjana saja hanya digaji perusahaan ± Rp.2-3 juta per bulan, saya saja anak-anak dapat segitu kata mereka.
Padahal satu hal yang mereka tidak fahami adalah bahwa sumber daya pesisir dan laut itu (baik itu sumber daya ikan yang ada di dalamnya, ekosistem pesisir dan laut itu sendiri dan pengaruh pencemaran yang masuk) membuat daya dukung dan daya tampungnya akan semakin menurun jika tidak dikelola dengan baik atau secara berkelanjutan. Laut sebagai kawasan milik bersama dan sifatnya yang open acces membuat sertiap orang akan kesulitan dalam mengontrol setiap kegiatan yang beraktifitas dinsan. Ditambah lagi ukuran laut laut yeng sangat luas, membuat laku menjadi aset yang harus dikelola dengan penuuh kesadaran secara bersama-sama. Tidakan membuang sampah sembarangan, menangkap ikan yang tidak sesuai ukuran konsumsi atau sedang bertelur akan menyebabkan siklus hidup di ekosistem pesisir dan laut akan terganggu. Menebang hutan mengrove tidak mempertimbangkan ukuran (tebang pilih) akan menyebabkan ekosistem tempat ikan, udang dan kepiting mencari makan rusak.
Cara dan teknologi pemanfaatan sumber daya pesisir yang tidak ramah lingkungan serta berkelanjutan akan berdampak pada menurunnya sumber daya ikan yang ada. Setidaknya pendidikan seperti inilah yang harus kita sampaikan/sosialisasikan kepada anak-anak nelayan. Bagaimana mereka harus mengerti secara rasional bahwa laut juga kemempuan/ ambang batas dalam menerima respon/masukan dari luar. Laut juga harus dijaga secara bersama-sama, demi keberlanjutan sumber daya yang ada di dalamnya untuk masa mendatang.
Keberlanjutan sumber daya wilayah pesisir dan laut akan sangat berdampak kepada kesejahteraan masyarakat yang tinggal disekitarnya. Sebagai contoh, dahulu kala pada saat ekosistem pesisir masih baik, maka nelayan tidak sesulit sekarang dalam mendapatkan ikan hasil tangkapan di sungai ataupun laut. Sekarang, pada saat daya dukung ekosistem pesisir sudah semakin menurun, maka nelayan pada umumnya harus ke tengah lautan untuk mencari ikan. Hal ini karena di kawasan pesisir pantai ikan-ikan sudah tidak ada lagi. Akhir kata, marilah kita kelola sumber daya pesisir dan laut dengan melakukan pendekatan pendidikan pada anak usia dini, sehingga kawasan pesisir dan laut dapat menyediakan sumber daya ikan yang melimpah bagi kita dan anak cucu kita mendatang.

No comments:

Post a Comment